Wisata Sejarah Maluku Utara, Peninggalan Perang Dunia II Yang Wajib Kalian Tahu

Nganatrip - Maluku Utara yang memiliki kekayaan alam dan rempah-rempah membuat bangs asing tertarik mengunjungi maluku utara, tidak hanya kagum dengan kekayaannya, ternyata bangsa asing juga ingin menguasai kekayaan alam dan rempah-rempah. Untuk mempertahankan kekuasaan mereka di Maluku Utara mereka juga membuat beberpa benteng yang bertujuan untuk melawan bangsa asing lainya yang ingin juga menguasai.



Sejak perang Dunia II berakhir banyak peninggalan bangsa asing dimaluku utara, sampai sekarang masih terjaga dan menjadi tempat wisata yang wajib dikunjungi kalian jika menggunjungi maluku utara

1Benteng De Verwacthing
benteng de verwacthing
Benteng ini memiliki luas 2.750 meter persegi dengan 4 bastion dan 2 menara pengintai. Tinggi dinding benteng sekitar 4 meter. Didalam bangunan ini terdapat dua bangunan penunjang  yang saat ini digunakan sebagai Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Sula. Kondisi benteng saat ini sudah direnovasi.

Beteng  De Verwacthing di Kabupaten Keulauan Sula, wisata sejarah yang satu ini patut Anda kunjungi saat Anda berada di Kepulauan Sula. Benteng ini berada di kelurahan Sanana, kecamatan Sanana Utara, Pulau Sulabesi, Kabupaten Kepuauan Sula, Provinsi Maluku Utara. Benteng ini berada tepat di depan pelabuhan Sanana yang berada di pusat kota. 

2. Benteng Toloko
benteng toloko - Foto : blog telusur.org

Benteng ini di bangun oleh salah satu panglima Portugis yang bernama Fransisco Serao pada tahun 1540. Portugis membangun benteng ini bermaksud sebagai pertahanan unruk menguasi kakayaan cengkeh Ternate. Kemudian Belanda mengambil alih benteng ini pada tahun 1610  kemudian Peter Both merenofasinya.  Pemerintah Republik Indonesia memugar benteng ini pada tahun 1996-1997, 

Keunikan dari Benteng Tolokko adalah jika di lihat dari atas benteng ini berbentu seperti kemaluan laki-laki yang menyimbolkan keperkasan pemimpin pada waktu itu

Benteng ini juga asik bila dijadikan spot  untuk pemotretan baik itu pemotretan pre wedding maupun fashion spread misalnya, kawasan benteng ditata semenarik mungkin, lahan bagian depan benteng disulap menjadi sebuah taman yang indah dan asri, sehingga membuat bangunan lama ini tidak terkesan mengerikan

3. Benteng Barneveld

Benteng Barneveld - Wisata Sejarah Pulau Bacan (Halmahera Selatan)
benteng barneveld
Sejarah dari benteng ini adalah pada tahun 1558 bangsa Portugis datang dan bermukim di Labuha, mereka mendirikan sebuah benteng kecil. Tidak lama benteng ini dibangun, bangsa Spanyol datang berdagang di benteng ini yang kemudian harinya benteng ini justru direbut oleh Spanyol dari Portugis. Tahun 1609 Laksamana Muda Simon Hoen bersama dengan Sultan Ternate menuntut Spanyol agar benteng ini diserahkan kepada mereka. Benteng ini pun segera diserahkan oleh Spanyol. Kemudian benteng ini direnovasi dan diperkuat atas gagasan Hoen, Louis Schot dan Jan Dirkjzoon. Empat bastionkemudian dibangun dan benteng ini dinamai dengan nama Barnaveld.

Ketika dikuasai Belanda pada tahun 1609, benteng ini dipugar dengan kapur dan batu. Di tengah-tengah benteng dibangun sebuah rumah yang kokoh dengan atap dari rumput kering dan ruangan bawah tanah dengan dinding setebal satu kaki. Di sekitar benteng ditemukan batu prasasti besar dengan tulisan Latin dan di bagian kanan batu prasasti tersebut terdapat tanda keluarga Pieter Both, Gubernur Jenderal pertama VOC. Benteng berbentuk segi empat dilengkapi dengan tembok pertahanan yang rendah. Pada tembok pertahanan ini ditempatkan masing-masing sebuah bastion lengkap dengan meriam. Pintu gerbang utama dibangun berbentuk melengkung, menghadap ke arah Sungai Amasing yang konon menjadi pintu masuk ke Teluk Labuha yang menghadap ke Selat Bacan.

Benteng Barneveld ini berada di Jalan Benteng Barneveld, Amasing Kota, Benteng Barneveld di Pulau Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara . Dari atas benteng ini, kalian  dapat melihat pantai dan perkampungan penduduk serta keindahan panorama lainnya. Selain itu, di benteng ini kita juga bisa melihat meriam berusia ratusan tahun. 


 4. Benteng Kalamata

Benteng yang dibangun oleh Portugis,  Benteng Kalamata disebut juga Benteng Kayu Merah. Disebut Benteng Kayu Merah karena berada kelurahan Kayumerah, Ternate. Benteng Kalamata pertama kali dibangun oleh Portugis Fransisco Serao pada tahun 1540 untuk menghadapi serangan Spanyol dari Rum, Tidore Kemudian, benteng ini dipugar oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1609. Benteng Kalamata diduduki oleh Spanyol pada tahun 1625 setelah dikosongkan Portugis. Setelah ditinggal Spanyol, benteng ini diduduki oleh Belanda. Kemudian benteng ini diperbaiki oleh Mayor Lutzow pada tahun 1799. Benteng Kalamata dipugar oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1994 dan diresmikan purna pugarnya pada tahun 1997 Pada tahun 2005, Pemerintah Kota Ternate merenovasi benteng ini dengan menambahkan halaman dan rumah untuk penjaga benteng.
Benteng Kalamata didesain menyerupai empat penjuru mata angin yang memiliki empat bastion berujung runcing dan memiliki lubang bidik. Benteng Kalamata berada di garis pantai dan bagian belakang benteng terlihat pulau Tidore dan Maitara. tempatnya yang berdekatanlangsung dengan laut men jadikan benteng ini startegis untuk mengabadikan moment di sini.

0 Response to "Wisata Sejarah Maluku Utara, Peninggalan Perang Dunia II Yang Wajib Kalian Tahu"

Post a Comment