burung bidadari adalah burung endemik kepulauan maluku |
Nganatrip - Burung Bidadari Halmahera atau Semioptera wallacii adalah jenis burung yang masih dalam satu keluarga dengan cendrawasi namun memiliki ukuran yang lebih kecil. Burung Bidadari halmahera adalah burung endemik kepulauan Maluku dan merupakan jenis burung cenderawasih sejati yang tersebar paling barat. Makanannya terdiri dari serangga, artropoda, dan buah-buahan.
Ciri dari burung jantan
bersifat poligami. Mereka berkumpul dan menampilkan tarian udara yang
indah, meluncur dengan sayapnya dan mengembangkan bulu pelindung dadanya yang
berwarna hijau mencolok sementara bulu putih panjangnya di punggungnya
dikibar-kibarkan. Karena umum ditemukan di rentang habitatnya yang
terbatas, burung Bidadari Halmahera dievaluasi beresiko rendah di dalam IUCN
Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Burung bidadari ditemukan
pertama kali oleh Alfred Russel Wallace di Pulau Bacan, Maluku Utara, tahun
1858. Wallace menyebutnya sebagai bird of paradise karena kecantikan burung
ini. Penemuan itu lalu ditulisnya dalam sebuah laporan yang dikirim ke Inggris.
Setahun kemudian, laporannya menjadi bahan kajian para ornitholog di Inggris.
Burung ini kemudian ditetapkan berada dalam keluarga Paradisaeidae, dengan
genus dan nama spesies Semioptera wallacii. Nama ini sebagai penghargaan
terhadap Wallace, naturalis asal Inggris yang hidup pada tahun 1823 – 1913 itu.
Ada kawasan pengamatan burung ini
di Halmahera, Kawasan Pengamatan Burung Bidadari (Wallace’s Standardwing)
dapat ditemukan di Kali Batu Putih, Kabupaten Halmahera
Barat, Provinsi Maluku Utara. Lokasi ini tidak jauh dari
Jailolo, hanya sekitar 20 menit dengan kendaraan. Burung Bidadari sudah
termasuk langka dan terancam punah sehingga memiliki daya tarik yang tinggi
baik buat pecinta burung dan fotografer fauna. Karena kelangkaan ini jugalah,
pemerintah telah memasuki burung ini sebagai burung yang harus dilindungi.
Burung bidadari memiliki rupa yang cantik, gayanya yang unik, dan suaranya pun
cetar membahana.
Ciri dan prilaku burung ini adalah ukurannya sekitar 28cm memiliki warna coklat zaitun. Burung ini merupakan satu-satunya anggota genus Semioptera. Burung jantan bermahkota warna ungu dan ungu-pucat mengkilat dan warna pelindung dadanya hijau zamrud. Cirinya yang paling mencolok adalah dua pasang bulu putih yang panjang yang keluar menekuk dari sayapnya dan bulu itu dapat ditegakkan atau diturunkan sesuai keinginan burung ini. Burung betinanya yang kurang menarik berwarna cokelat zaitun dan berukuran lebih kecil serta punya ekor lebih panjang dibandingkan burung jantan.
Ciri khas burung Bidadari (Semioptera wallacii) adalah adalah
dipunyainya dua pasang bulu putih yang panjang yang keluar menekuk dari
sayapnya. Bulu ini dapat ditegakkan atau diturunkan sesuai keinginan burung
ini.
Burung Bidadari merupakan satwa endemik Maluku
Utara dan menjadi jenis Cenderawasih yang tersebar di kawasan paling barat.
Burung ini bisa dijumpai di pulau Halmahera dan Bacan di Maluku Utara. Beberapa lokasi yang menjadi habitat burung Bidadari nan genit
lagi indah ini adalah hutan Tanah Putih, gunung Gamkonora, dan hutan Domato
(Halmahera Barat), hutan Labi-labi di area Taman Nasional Aketajawe
dan hutan Lolobata (Halmahera Timur). Burung bernama lokal weak-weka ini juga ditemukan
di pulau Bacan.
Populasi burung Bidadari (Semioptera wallacii) tidak diketahui dengan pasti
tetapi dipastikan telah menurun jika dibandingkan dengan tahun 1980-an lantaran
banyaknya kawasan hutan habitat burung bidadari yang mengalami deforestasi. Penurunan populasi juga diakibatkan oleh perburuan liar untuk menangkap burung
Bidadari jantan yang mempunyai bulu indah.
Burung Bidadari merupakan satwa endemik Maluku
Utara dan menjadi jenis Cenderawasih yang tersebar di kawasan paling barat.
Burung ini bisa dijumpai di pulau Halmahera dan Bacan di Maluku Utara. Beberapa lokasi yang menjadi habitat burung Bidadari nan genit
lagi indah ini adalah hutan Tanah Putih, gunung Gamkonora, dan hutan Domato
(Halmahera Barat), hutan Labi-labi di area Taman Nasional Aketajawe
dan hutan Lolobata (Halmahera Timur). Burung bernama lokal weak-weka ini juga ditemukan
di pulau Bacan.
Populasi burung Bidadari (Semioptera wallacii) tidak diketahui dengan pasti
tetapi dipastikan telah menurun jika dibandingkan dengan tahun 1980-an lantaran
banyaknya kawasan hutan habitat burung bidadari yang mengalami deforestasi. Penurunan populasi juga diakibatkan oleh perburuan liar untuk menangkap burung
Bidadari jantan yang mempunyai bulu indah.berbagai sumber
kalau mau belajar lebih dalam tentang fotografi kunjungi blog saya di www.ajarkamera.blogspot.com numpang yooo setiawan
ReplyDeletesip ki
Delete